MASALAH DALAM PENELITIAN
A.
Latar Belakang Masalah.
Latar belakang masalah
merupakan jawaban atas pertanyaan “mengapa masalah itu muncul?” artinya,
masalah itu muncul akibat adanya rentetan masa lalu, yang telah terjadi, dan
yang bakal muncul. Masalah yang diteliti biasanya bersifat ilmiah. Deskripsi
latar belakang masalah ini sering kali menggunakan prinsip membandingkan apa
yang ada pada permasalahan dan fakta yang terjadi. Dapat pula menggunakan
konsep teoritis, isu yang sedang hangat dibicarakan, atau hasil- hasil
penelitian sebelumnya, alasan-alasan mengapa peneliti melakukan penelitian.
Hal yang penting dikemukakan ialah
adanya kesenjangan antara harapan
(das-solen) dan kenyataan yang tampak di lapangan (das-sein), fakta-fakta atau
hasil penelitian sebelumnya yang mirip dengan penelitian yang
direncanakan. Dalam
latar belakang peneliti
juga dapat memaparkan rangkuman hasil bacaan berupa hasil penelitian, hasil
seminar atau diskusi ilmiah, dan pengalaman peneliti sendiri yang mendukung
topik penelitian. Oleh karena itu, peneliti boleh memunculkan masalah yang
mungkin timbul dari topik sesuai dengan banyaknya variabel yang terkait dengan
topik.
Langkah-langkah dalam menyusun atau menyajikan latar
belakang, antara lain :
- Uraikan mengenai alasan yang mendorong meneliti masalah tertentu. Jika yang diteliti misalnya kinerja pegawai, maka utarakan bahwa kinerja pegawai sangat penting bagi kelangsungan dan perkembangan organisasi, terutama dalam menghadapi iklim kompetisi yang semakin ketat pada era globalisasi.
- Paparkan gejala-gejala aktual di lokasi penelitian yang menunjukkan menurunnya kinerja pegawai. Perkuat dengan acuan teoritik yang menunjukkan bahwa gejala-gejala tersebut merupakan bagian dari kinerja yang buruk atau setidaknya kurang optimal.
- Sajikan beberapa faktor atau variabel yang menurut teori potensial mendorong terjadinya penurunan kinerja Misalnya : motivasi dan kompensasi kerja. Tunjukkan keterkaitan faktor-faktor atau variabel-variabel tersebut dengan kinerja.
- Sebagai penutup, ketengahkan tentang keterkaitan dan perlunya meneliti masalah tersebut (kinerja) ditinjau dari perspektif faktor-faktor atau variabel-variabel penyebabnya (motivasi dan kompensasi kerja).
Dalam
latar belakang masalah secara tersurat harus jelas substansi permasalahan (akar
permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan
penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan laporan hasil penelitian.
Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan)
dengan rumusan masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi
uraian latar belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak lain.
B.
Identifikasi Masalah
Menurut Sumadi
(2009 : 13 – 15 ) ada beberapa hal yang
dapat menjadi sumber masalah adalah :
1. Bacaan ; Terutama laporan hasil penelitian
yang mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, karena tidak
pernah ada penelitian yang tuntas.
2. Seminar, diskusi, atau penemuan ilmiah lain ;
Dengan mengikuti seminar atau diskusi terdapat kemungkinan munculnya
masalah-masalah yang perlu penggarapan melalui penelitian.
3. Pernyataan pemegang otoritas
4. Pengamatan sepintas ; Perjalanan atau
peninjauan ke suatu tempat dapat menimbulkan ide untuk melakukan penelitian
5. Pengalaman pribadi ; Pengalaman pribadi
seseorang dapat pula menjadi sumber masalah baik yang berhubungan dengan
kehidupan pribadinya maupun yang berkaitan dengan kehidupan profesinya.
6. Perasaan intuitif ; Timbul dari konsolidasi
atau pengendapan berbagai informasi pada saat orang sedang istirahat atau
bangun tidur.
Sedangkan
menurut Stonner (Sugiono, 2011: 56 - 57) ada empat sumber masalah, yaitu:
1.
Terdapat
penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan
2.
Terdapat
penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
3.
Ada
pengaduan. Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada
masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun
layanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu.
4.
Ada
kompetisi. Adanya kompetisi dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak
dimanfaatkan untuk kerja sama.
C.
Pembatasan Masalah.
Menurut Kasim (2000 : 14) pembatasan masalah
dilakukan untuk memberi kejelasan seberapa luas dan mendalam serta segi – segi
apa saja dari masalah itu yang diteliti dan atau dibahas. Pembatasan masalah
juga bias bermanfaat dan memberi petunjuk bagi peneliti serlanjutnya tentang
aspek – aspek tertentu dari suatu masalah yang perlu dikaji atau diteliti lebih
lanjut.
Tiap masalah pada dasarnya kompleks sehingga
tak dapat diteliti segala aspeknya secara tuntas. Oleh karena itu, peneliti harus membatasi
ruang lingkup masalahnya. Pembatasan masalah berarti pula penentuan ruang
lingkup bidang penelitian. Penelitian ruang lingkup bidang penelitian akan
memberikan kejelasan bahwa peneliti sesungguhnya hanya meneliti aspek tertentu,
masalah tertentu, dan bidang tertentu dalam penelitiannya.
Biasanya, dalam usaha mengidentifikasi atau
menemukan masalah penelitian, ditemukan lebih dari satu masalah. Oleh karena
itu perlu ada pembatasam masalah,yaitu dibatasi pada masalah mana yang paling
layak dan sesuai untuk diteliti. Sumadi (2009 : 16) mengemukakan bahwa,pertimbangan untuk memilih
atau menentukan suatu masalah layak dan sesuai untuk diteliti di lihat dari dua
segi,yaitu :
1.
Dari arah masalahnya
2.
Dari arah si calon peneliti.
Sugiyono (2011 : 269) mengemukakan bahwa
Karena adanya keterbatasan waktu, biaya, tenaga, teori – teori dan supaya
penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah yang telah
diidentifikasi akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana
akan dilakukan penelitian, varabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaiman
hubungan variabel yang satu dengan variabel yang lain. Berdasarkan batasan
maslah inilah, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah penelitian.
D.
Rumusan Masalah.
Rumusan
masalah berbeda dengan masalah. Jika masalah itu merupakan kesenjangan antara
yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu
pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Walaupun
begitu terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap
rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Setelah
masalah diidentifikasi, dipilih dan dibatasi,maka perlu dirumuskan.Perumusan
ini penting,karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah – langkah
selanjutnya. Tidak ada aturan umum mengenai cara merumuskan masalah itu, namun
dapat disarankan hal – hal berikut ini :
a.
Masalah
hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya,
b.
Rumusan itu hendaklah padat dan jelas,
c.
memungkinkan
pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan yang terkandung dalam perumusan
masalah.
Selanjutnya
rumusan masalah ini dijabarkan dalam tujuan penelitian dan diteruskan dengan
pengajuan hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono (2011 : 59 – 62) Terdapat
bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian, yaitu:
a.
Rumusan
Masalah Deskriptif.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu
rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel
mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri
sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel
itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel
yang lain. Contoh: Seberapa baik kinerja
Departemen Pendidikan Nasional?
b.
Rumusan
Masalah Komparatif.
Rumusan komparatif adalah rumusan
masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada
dua atau lebih sampel yang berbeda. Contoh: Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu variabel dua sampel)
c.
Rumusan
Masalah Asosiatif.
Rumusan masalah asosiatif adalah
rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik.
1)
Hubungan simetris yaitu suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausan atau interaktif.
Contoh: Adakah hubungan antara jumlah
payung yang terjual dengan jumlah murid
sekolah?
2)
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi ada variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi). Contoh:
Seberapa besar pengaruh tata ruang
kelas terhadap efisiensi
pembelajaran di SMA?
3) Hubungan
interaktif/resiprocal/timbal balik yaitu hubungan yang saling mempengaruhi. Di
sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen. Contoh: Hubungan
antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan Sami. Di
sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat
mempengaruhi motivasi.
d.
Rumusan
Masalah Komparatif – Assosiatif
Rumusan masalah komparatif –
assosiatif adalah rumusan masalah yang menanyakan perbandingan korelasi antara
dua variabel atau lebih pada sampel atau populasi yang berbeda.Contoh : Adakah
perbedaan korelasi kualitas pelayanan dengan nilai penjualan antara Toko A
dengan Toko B?
Perumusan masalah dan
pertanyaan penelitian sering dikacaukan. Perumusan masalah dapat dalam bentuk
pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan. Sebaliknya, pertanyaan
penelitian atau problematika penelitian selalu dalam bentuk pertanyaan atau
pertanyaan- pertanyaan. Titik tekanan problem statement adalah
apa masalah penelitian itu, sedangkan titik tekan pertanyaan penelitian lebih
teknis sifatnya, yaitu mengacu pada tujuan, asumsi, hipotesis, dan bahkan
instrumen secara sangat spesifik.
Dalam rangka merumuskan masalah
penelitian, langkah-langkah yang sepatutnya ditempuh adalah sebagai
berikut:
1.
mengenali
keberadaan masalah.
2.
menganalisi
variabel.
3.
mengidentifikasikan
variabel.
4.
membuat
rumusan masalah.
E.
Tujuan Penelitian.
Tujuan
penelitian menggambarkan hasil yang akan dicapai setelah melakukan penelitian,
baik berupa data atau fakta empiris, informasi kualitatif, maupun hasil – hasil
pengujian secara statistik.
Tujuan penelitian
biasanya dirumuskan atas dasar rumusan masalah atau pertanyaan penelitian.
Misalnya rumusan masalahnya : Bagaimanakah tingkat disiplin kerja pegawai
di Departemen A? maka tujuan penelitiannya adalah : ingin
mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin pegawai di Departemen A.
Rumusan maslah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulam penelitian.
`DAFTAR PUSTAKA
Kasim,
Muhammad. 2000. Metodologi Penelitian. Kendari
Sugiyono .
2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung. Alfabeta
Sumadi, Suryabrata. 2009.
Metodologi Penelitian. Jakarta.
PT.Raja Grafindo Perkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar